Selasa, 09 Juli 2013

Analisis Information Visualization pada contoh "The Age of Waste"

Kesulitan dalam merepresentasikan data dalam jumlah banyak memberikan inspirasi untuk memvisualkan data tersebut.Representasi tersbut bisa diwujudkan dalam bentuk gambar yang interaktif, simbol, maupun prespektif yang imajinatif. Hal ini dilakukan agar meningkatkan daya kognitif manusia dalam menggali informasi yang ingin disampaikan kepada pembaca. Metode untuk melakukannya biasa dinamakan Information Visualization, atau dalam bahasa indonesia dinamakan visualisasi informasi.

Salah satu bentuk contoh dari visualisi informasi ini adalah “The Age of Waste”. Dasar dari bentuk informasi yang akan diberikan dalam visualisasi ini adalah berapa lama sampah yang kita buang setiap hari akan berada di bumi. Penggambaran seperti timeline dipilih guna memberikan gambaran akan apa yang terjadi pada sampah dan melakukan proses backtrack pada jenis sampah yang dibuang. Terkadang ada beberapa jenis  material sampah yang sangat sulit untuk diketahui kapan dekomposisinya terjadi.


Gambar 1. Visualisasi Informasi “The Age of Waste” [1]


dilihat dari segi teknik Information Visualization.
A. Aggregation
Yaitu, menggabungkan beberapa elemen kecil sehingga menjadi satu unit yang besar dan disajikan sebagai satu kesatuan. Jika dilihat dari contoh pada gambar 1. maka dapat dilihat bahwa susunan garis timemap dan gambar yang mewakili dari setiap katagori material sampah akan memberikan gambaran pada waktu dekomposisinya.Terlihat ada lima jenis material sampah yang digambarkan pada gambar 1. Yaitu sampah organik, kertas, plastik, botol kaca dan styrofoam.

B.Overview and Detail
Yaitu menyediakan gambaran secara global dan detail kemampuan zoom. Pada gambar 1. Hal ini tidak tersedia, karena setiap informasi langsung dipaparkan dalam desain dan visualisasi. tulisan yang kecil, namun masih bisa di baca sangat membantu pembaca menjadi alasan overview dan detail tidak terlihat

C. Focus + Content
Yaitu menyajikan detail dari satu atau lebih daerah dalam konteks yang lebih global. Pada gambar 1. Terlihat konten dan fokus tidak terlihat. hanya menggambarkan timeline dan ilustrasi.

D. Drill-down
Yaitu memilih item individu atau sekumpulan item yang lebih kecil dari tampilan untuk menampilkan detail. Dalam gambar 1. pemberian sekumpulan informasi yang diberikan langsung ke tujuan. jadi tidak terlihat dalam bentuk penyajian ini.

E. Brushing
 
Yaitu memilih / menunjuk nilai tertentu, kemudian melihat hasilnya di tempat lain pada layar.hal ini tidak dapat ditampilkan dalam bentuk ini.

Bila dilihat dari segi bidang ilmu Human Computer Interaction, maka desain dan tampilan informasi yang digunakan sangat jernih dan membuat pembacanya nyaman untuk mengeskplorasi perihal yang diinginkan. Untuk masalah navigasi, Teknik aggregasilah yang membuat navigasi dirasa tidak perlu dalam gambar 1. Karena gambar ini dibuat dalam bentuk yang sangat besar, maka perlu melakukan pembesaran terhadap informasi yang diinginkan. Meskipun begitu, jika dilihat sekilas, tulisan masih dapat terbaca dengan jelas.


Referensi
[1]  http://rayluong.com/deliverables/ageofwaste.png, diakses pada 10 Juli 2013 pukul 14:00 WIB


Jumat, 14 Juni 2013

Teori Organisasi Umum: Manajemen Konflik , Studi Kasus Penyebab dan Solusi Konflik



Carilah konflik yang sedang atau sudah terjadi dan lihat permasalahan yang menyebabkan konflik tersebut dan berikan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Hypermarket, begitulah mereka menamakan pasar swalayan besar yang menjual berbagai macam barang untuk kebutuhan sehari-hari dengan layanan one stop market yang mereka terapkan. Dengan menjual produk yang berkualitas dan memiliki quality control yang baik menjadi daya tarik pasar swalayan besar ini. Di Indonesia, persaingan pasar swalayan besar ini sangat ketat. Mereka membangun cabang dari perusahaan mereka di setiap kota. PT Carrefour Indonesia dan  menjadi salah satu perusahaan retail yang mendominasi persaingan ini.  Namun, besarnya sebuah perusahaan belum tentu terlepas dari konflik yang menggangu kinerja perusahaan. Hal ini terjadi pada tahun 2009 lalu.
 
PALEMBANG - Terlepas dari konflik yang dialami PT Carrefour Indonesia (Carrefour PS) dengan pemilik gedung PT BJLS, Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Palembang (Disnaker) Pemkot Palembang, tetap mengharapkan kedua pihak harus memikirkan kejelasan nasib 640 tenaga kerja Carrefour.

Kadisnaker Pemkot Palembang, Aidin, didampingi Kepala Seksi (Kasi) Perselisihan Hubungan Industrial, Herman Yunani, mengungkapkan bahwa nasib tenaga kerja yang ada di Carrefour PS harus ada jaminan dari perusahaan. "Disnaker berharap hubungan keduanya tetap berjalan dan perusahaan bisa menjamin semua hak karyawan. Tapi itu semua tergantung dari musyawarah perusahaan," ungkapnya.

Karena hingga saat ini, sambungnya, pihak Disnaker Palembang belum mendapatkan informasi soal kejelasan dari nasib tenaga kerja di Carrefour PS tersebut. Karena belum ada pernyataan dari Top manajer PT Carrefour Indonesia yang datang langsung ke Palembang. Kalaupun pada akhirnya nanti harus selesai dengan hasil yang buruk, perusahaan menyelesaikan hak-hak karyawan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku pada UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan. " Seperti pesangon dan hak-hak pekerja lainnya. Disnaker sendiri tidak mencampuri konflik mereka, yang kami tengahi ini soal tenaga kerja," sambungnya.

Ketika tim dari Disnaker Palembang memantau aktivitas di Carrefour PS siang ini, semua masih berjalan normal. Seluruh karyawan masih menjalankan aktivitas kerjanya seperti biasa. Bahkan rencana akan ada demonstrasi moril yang dilakukan karyawan Carrefour PS ke kantor Pemprov Sumsel dan kantor DPRD TK I Sumsel mendadak batal.

Coorporate Affair Director Carrefour, Irawan D Kadarman, juga belum bisa memberikan kepastian terhadap 640 tenaga kerja digerai Carrefour PS. "Yang pasti karyawan akan kami jaga, karena itu aset kami. Kami juga tidak ingin berspekulasi. Bahkan sudah menghadap Walikota Palembang dan tanggapan Pak Wali sebaiknya ada titik temu antara pemiliki gedung dan pihak Carrefour," imbuhnya.

Irawan sedikit menggambarkan kondisi Carrefour PS ini sama seperti di Jakarta Utara. Pada 30 April dan 24 Juli 2009 terjadi aksi demonstrasi yang menyuarakan agar masyarakat tidak berbelanja di Carrefour PS.

"Ini merupakan lanjutan dari apa yang kami alami di Jakarta Utara Mega Mall, Pluit, yang pada tahun 2007 juga ada perubahan pemilik saham, disana pada 27 Mei listrik dipadamkan
.akhir Juli 300 masa mengosongkan, tapi di Jakarta ini sebagian Tenaga Kerja dapat diserap kesebagian gerai lain," pungkasnya.

 
Jika dilihat dari masalah yang terdapat pada kasus tersebut,  konflik terjadi akibat perseteruan yang terjadi antara pihak Carrefour Indonesia dengan pihak pemilik gedung. Dengan hal ini, maka pihak carrefour seperti menunda pembayaran gaji kepada karyawan di perusahaan retail tersebut. maka,seperti yang bisa dilihat pada artikel berita tersebut, konflik juga terjadi antara pihak Carrefour dengan karyawan. Konflik antara organisasi dan kelompok ini sangat sering terjadi di Indonesia. Pembayaran gaji dan masalah finansial perusahaan menjadi banyak pemicu konflik yang akhirnya bisa saja membuat perusahaan tutup dan mengalami kebangkrutan. Diharapkan jika banyak perusahaan yang membayar gaji para karyawannya sesuai dengan undang-undang yang berlaku, baik itu UMR atau UMK, maka konflik yang tidak diinginkan bisa dihindari. Jika hasil akhrirnya adalah hasil yang buruk seperti pemutusan hubungan kerja terhadap banyak karyawan, maka perusahaan harus tetap mengganti gaji karyawan. Hal inilah yang juga harus dilakukan oleh PT. Carrefour jika tidak ingin masalah semakin meluas. 

Jika dikaji dari bentuk permasalahan ini, maka lebih baik diselesaikan dengan perundingan yang melibatkan pihak-pihak yang terkait , yaitu pihak pemilik gedung, pihak carrefour dan beberapa perwakilan dari karyawan mengenai masalah yang dihadapi.setelah itu, mencari solusi alternatif yang memberikan jalan keluar yang paling baik untuk semua pihak. Untuk masalah carrefour dengan pemilik gedung, jika masalahnya adalah mengenai pembayaran sewa gedung, maka lebih baik perundingan mengenai pembayaran secara kredit. Atau jika permasalahannya merupakan permasalahan teknis, maka perundingan bisa dilakukan dengan mengklarifikasi permasalahan tersebut.    

Dipublikasikan oleh Faris Fajar Muhammad 12111707 SMSI-02
 

Kamis, 06 Juni 2013

Analisa Konsep SWOT pada perusahaan Teori Organisasi Umum



Analisa suatu organisasi dengan menggunakan konsep SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) dan formula strategis, baik internal  maupun eksternal yang dilakukan oleh organisasi tersebut.
  

Analisa konsep SWOT pada Perusahaan Unilever, dengan PT.Unilever Indonesia Tbk.

Kekuatan 
  •  Jumlah produk dan Brand yang dimiliki oleh perusahaan Unilever,  adalah produk yang sudah memiliki nama di dunia, baik Lifeboy, Sunlight,Clear,Vaseline,dsb.
  • Di PT Unilever Indonesia Tbk. , perusahaan ini gencar mengambil target pasar untuk wanita muda yang di tunjukan lewat produk Ponds , Sunsilk, tresemme dll.
  • Perusahaan ini sebagian besar memimpin pangsa pasar di Indonesia.
  • Jika dilihat dari banyaknya produk dan inovasi baru yang dikeluarkan oleh perusahaan Unilever  , terutama Unilever Indonesia , bisa dikatakan bahwa Manajemen perusahaan sangat baik dan mereka menjaga tingkat kepuasan konsumen terhadap produk mereka
  • Jaringan yang besar membuat perusahaan ini tidak memiliki kesulitan ketika melakukan ekspansi produk baru yang mereka keluarkan sehingga produk bisa disebarkan ke seluruh penjuru daerah. Hal ini bisa dilihat dari Unilever Indonesia yang menyebarkan produk sabun ke seluruh pelosok tanah air.
  • Perencanaan yang baik dan kerjasama dengan para pemasok , konsumen dan distributor membuat perusahaan ini tidak memiliki masalah yang berarti. 
 
Kelemahan
  • Jika dilihat dari banyaknya perusahaan yang tersebar di beberapa penjuru dunia, maka perusahaan ini terlihat lebih kompleks dalam proses manajemen.
  • Sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai jadwal dan agenda tersendiri yang dilihat menjadi sangat kompleks dalam proses manajemen dan pengambilan keputusan.
  • Perbedaan Sumber Daya Manusia yang berbeda di setiap negara, terutama di PT. Unilever Indonesia Tbk sendiri dan keterbatasan dalam komunikasi jika melakukan kerja sama dengan pihak Unilever di negara lain.
  • Rendahnya respon masyarakat pada beberapa produk yang dikeluarkan oleh perusahaan karena perusahaan lain telah mendominasi jenis produk tersebut.
  •  Birokrasi yang terlihat begitu panjang dan hati-hati  dalam mengambil keputusan yang bisa saja menghilangkan kesempatan untuk mengambil pasar dengan produk tersebut.
  •  Perusahaan melakukan penjualan produk secara terbatas, terutama untuk produk-produk yang baru dikeluarkan oleh Unilever dengan sangat hati-hati. Terbatasnya modal yang dimiliki oleh perusahaan.

Kesempatan
  • Terutama di Indonesia, pasar Consumer Goods di Indonesia masih sangat potensial, dan perkembangan masyarakat mengengah ke atas meningkat di Indonesia. 
  • Tantangan masyarakat yang semakin kritis dalam memilih produk yang mereka beli. Mereka akan membeli produk yang sudah diketahui kualitasnya dibandingkan barang yang murah, meskipun produk tersebut lebih mahal. 
  •  Diperkirakan jumlah daya beli barang lokal lebih banyak diminati daripada barang luar , jadi perusahaan Unilever membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan lokal.
  • Naiknya daya beli masyarakat terhadap beberapa tipe produk, seperti ice cream, pembersih wajah, pasta gigi , dll.
  • Banyaknya perusahaan di Indonesia yang dilihat oleh Unilever Indonesia belum memiliki strategi pasar yang baik.

Ancaman
  • Yang dihadapi oleh perusahaan Unilever adalah nilai kurs tukar dan inflasi di setiap negara, salah satunya Indonesia yang memiliki persentase inflasi yang tinggi.
  • Kenaikan bahan baku produksi produk dan bahan kemasan yang berbeda-beda disebabkan oleh kenaikan harga bahan kimia, dan minyak bumi serta komoditas lainnya. 
  • Melemahnya daya beli konsumen karen tidak percaya dengan beberapa produk yang memberikan janji-janji tertentu, seperti shampo, pembersih muka,pasta gigi dll.
  • Maraknya pemalsuan dan penjiplakan produk cina yang masuk dengan bebas seperti di Indonesia.
  • Produk Pesaing yang harga lebih rendah.
  • Adanya perubahaan gaya hidup yang saat ini lebih senang membeli produk luar dibandingkan produk lokal.
  • Harga Bahan Bakar Minyak di Indonesia yang mahal yang bisa saja meyebabkan beberapa komoditas produk akan ikut naik dan akan menurunkan  daya beli masyarakat terhadap produk dan akan mengincar produk yang lebih murah saja.
  • Ditakutkan bahwa negara-negara di mana Unilever berada, seperti Indonesia yang jika dilihat dari letak geografis-nya merupakan daerah yang dilalui cincin api, maka bencana alam menjadi salah satu hal yang diperhitungkan.
   

SO Strategies
  • Perusahaan Unilever, terutama Unilever Indonesia  yang sudah mendominasi pasar consumer goods, maka mereka akan lebih berfokus pada produk-produk yang telah memiliki nama di Indonesia untuk mengembangkan varian lokal untuk prdouk tersebut yang nantinya diharapkan akan lebih mudah dalam promosi dari varian produk tersebut.
  • Naiknya daya beli masyarakat terhadap beberapa tipe barang seperti parfum, pembersih muka, ice cream akan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mencoba masuk ke pasar dari jenis produk tersebut dan menciptakan produk yang sesuai dengan ekspektasi pasar.
  • Perusahaan akan berusaha mendistribusikan produk tersebut sampai ke daerah terpencil dengan mengandalkan proses pendistribusian produk yang baik yang dimiliki oleh perusahaan yang nantinya akan berdampak signifikan terhadap proses pengenalan produk.
  • Melakukan peningkatan kualitas dari produk yang sudah memiliki nama agar konsumen sudah tidak akan melirik produk yang lain.
  • Sebagai peruasahaan besar, Unilever melakukan peningkatan proses ditribusi yang lebih cepat dengan melakukan kerja sama dengan distributor  yang akan menambah jangkauan pasar.
  • Mempertahankan pembuatan iklan yang menarik minat masyarakat dan melakukan strategi pemasaran yang tidak hanya melalui media, namun juga melalui website maupun yang lain.

WO Strategies  
  • Mempertahankan wilayah atau region tempat pemasaran produk yang telah ada.
  • Menambah personel yang memiliki profesionalitas dan memiliki gelar dalam bekerja yang terutama akan ditempatkan di daerah tertentu.
  • Menjaga respon konsumen terhadap produk-produk yang sudah memiliki nama di pasaran dan mengadakan layanan konsumen.
  • Membuat model rencana jangka panjang jika akan mengambil keputusan dalam bekerja sama dengan pihak lain maupun dalam melakukan pengambilan keputusan terhadap produk yang dikeluarkan oleh perusahaan.
  • Melakukan riset dalam mengambil keputusan sebelum melakukan pengambilan keputusan yang menyangkut produk. 

ST Strategies
  • Melakukan kerja sama dengan perusahaan pemasok bahan baku yag dibutuhkan oleh perusahaan, terutama untuk produk-produk yang sudah memiliki pasar.
  • Melakukan strategi dan inovasi terhadap produk-produk seperti mengganti kemasan baru, membuat varian dari produk tersebut yang mengacu pada nilai lokal dari negara tersebut.
  • Membuat iklan yang menarik dan promosi dengan baik , terutama untuk produk-produk yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.
  • Menagadakan promosi terhadap produk-produk seperti dengan menjadi  salah satu sponsor dari suatu acara yang nantinya bisa dijadikan acara untuk menunjukan kualitas dari produk yang dimiliki.
  • Peningkatan penyedia sistem informasi yang lebih baik agar lebih mudah dalam melakukan proses pendistribusian produk maupun mengukur tingkat penjualan produk.
  • Melakukan peningkatan dengan instansi terkait, terutama mengenai izin dagang terhadap produk dan melakukan sertifikasi terhadap produk tersebut.

WT Strategies
  • Memperkuat proses struktur organisasi dengan melakukan pergantian kepengurusan
  • Memperluas pangsa pasar yang lebih besar untuk produk-produk yang kurang mendapat respon di pasaran dengan promosi yang sangat gencar di media elektronik, seperti televisi dan radio
  • Memperbanyak sistem komputerisasi yang terhubung satu sama lain, terutama dalam melakukan hubungan dengan distributor di daerah agar lebih mudah dalam ekspansi pasar
  • Melakukan penekanan terhadap biaya produksi jika suatu produk  terbilang mahal dengan membuat produk tersebut dalam ukuran yang lebih kecil tanpa mengurangi kualitas dari produk tersebut.
  • Menempatkan pihak unilever dari luar untuk ditempatkan pada wilayah yang memiliki pangsa pasar yang tinggi.
  • Melakukan pengembangan sistem kerja disiplin dalam melakukan proses produksi.  
Dipublikasikan oleh Faris Fajar M  12111707 SMSI-02