Review materi sistem
informasi asuransi 24 April 2014
Dosen : DR. PRIHANTORO, SE., MM
Materi :
- Konsep proses bisnis sebagai akibat dari globalisasi
- Konsep umum asuransi
Konsep proses bisnis sebagai akibat dari globalisasi.
Secara
umum, konsep proses bisnis berawal dari konsep yang sangatlah sederhana, yaitu kelebihan
dan kekuarangan. Dalam konteks bisnis adalah uang. Semua orang membutuhkan
uang, terutama untuk memenuhi kebutuhan mereka yang jumlah dan keinginannya
bertambah sesuai dengan banyaknya uang yang mereka miliki.
Q : Lalu,
mengapa uang sangat dibutuhkan ?
A :
Bila
melihat pada bagan diatas, maka mudah untuk mengatakan bahwa uang menjadi
sangat penting. Bila merujuk kepada konsep diatas, yaitu kekurangan dan
kelebihan, dalam konteks ini adalah dana atau uang. Apakah ada cara untuk
mempertemukan dan mensiasati konsep tersebut, dengan mengesampingkan konsep double coincidence pada pertukaran
secara barter agar dapat menyeimbangkan perputaran uang. Jawaban sederhana yang
dapat diberikan yaitu munculnya penengah diantara kedua bagian tersebut yaitu “bank”.
Q : Lalu,
mengapa jawabannya adalah bank?
A :
Mudah, aman, dan tidak beresiko.
Dengan
bentuk perekonomian saat ini, orang tidak perlu lagi menyimpan uang di dalam
rumah yang tidak memiliki keamanan yang baik, cukup taruh di bank. Bank akan
mengatur pembagian kompensansi berupa bunga sebagai cara untuk menarik
orang-orang yang berlebihan dana agar menyimpannya ke bank. Hal yang sama juga
berlaku dengan orang yang kekurangan uang. Bank akan meminjamkan sejumlah uang
kepada yang kekurangan dengan syarat tertentu agar bank mendapatkan keuntungan
dari peminjaman tersebut.
Bagaimana
dalam lingkungan yang lebih besar yaitu perusahaan atau instansi?. mereka yang kekurangan
dana dan yang kelebihan dana, biasanya lebih dikenal sebagai investor dapat
dipertemukan melalui suatu tempat yang dikenal dengan pasar modal.
Pasar
modal itu kasarnya merupakan tempat yang behubungan dengan penanaman modal,
perusahaan dan investasi. Artinya tempat tersebut memiliki kegiatan jual beli
yang sifatnya jangka panjang. Beberapa contoh diantaranya adalah saham,
obligasi, reksa dana, dll.
Q
: Apakah keuntungan yang kalau kita menanamkan modal di perusahaan tersebut yang
terdapat pada pasar modal?
A :
Biasanya yang paling mudah terlihat adalah deviden dan capital gain.
Deviden
merupakan pembagian laba penghasilan perusahaan yang diberikan kepada pemegang
saham di perusahaan, berdasarkan kondisi-kondisi yang memungkinkan. Laba tersebut
dihitung berdasarkan porsi kepemilikan atas perusahaan yang ditentukan oleh
prosentase kepemilikan saham di perusahaan tersebut. Selain deviden, ada yang
dikenal sebagai capital gain, yaitu
keuntungan yang didapatkan dari kenaikan harga saham. Mudahnya kalau kita
membeli saham pada sebuah perusahaan “X” pada hari ini jam 10 pagi dengan harga
Rp.1000/ lot, dan empat jam kemudian naik menjadi Rp.1200/lot. Selisih pada
kedua kondisi tersebut merupakan nilai keuntungan dari capital gain. Untuk mendapatkan capital
gain senilai Rp.200/lot, apa yang harus dilakukan?. Jual kembali saham
tersebut seharga Rp.1200/lot tadi secepat-cepatnya. Peristiwa tersebut dikenal
sebagai short selling. Mudah bukan?
Mari
kita kembali pada bahasan bank. Bank itu hanya memiliki dua prinsip, untung dan
uang yang dipinjamkan harus kembali. Kalau tidak untung maka bank akan merugi,
dan kalau uang yang dipinjamkan tidak kembali maka bank akan mengalami
kebingungan.
Q: Bila
kondisi kedua terjadi, apa yang harus dilakukan bank?
A: Bank
akan menggunakan strategi produk asuransi.
Q: Produk
asuransi ? Apa yang bank akan dilakukan dengan strategi tersebut?
A:Mudahnya, bank menggandeng pihak lain untuk meringankan resiko terburuk yang
dapat terjadi apabila prinsip yang kedua terjadi.
Pihak
lain itu tidak lain adalah perusahaan yang mau diajak kerja sama dalam produk
asuransi tersebut. Bank akan membayar uang sejumlah tertentu, yang dikenal
sebagai premi kepada perusahaan yang
dijak kerja sama, namun sebagai gantinya perusahaan tersebut harus menanggung
sejumlah tertentu apabila prinsip kedua terjadi.
Q :
Apakah perusahaan akan sanggup menyediakan uang apabila prinsip kedua terjadi?
A :
Belum tentu !
Semuanya
ingin mendapatkan keuntungan sebagai akibat dari proses bisnis. Perusahaan juga
akan melakukan pengendalian resiko yang dapat meringkankan beban perusahaan.
Q
: Apa yang akan dilakukan perusahaan apabila ingin tetap mendapatkan untung
dari masalah tersebut?
A
: reasuransi dan retrocessi
Ilustrasi
reasuransi:
Misalkan
perusahaan X memiliki tanggungan sebesar Rp.100.000.000,- untuk mengurangi
beban tersebut dan tetap mendapatkan keuntungan ,perusahaan X tersebut akan
menggandeng perusahaan Y untuk kerja sama dengan ketentuan tertentu. Perusahaan
X akan memberikan premi misalkan sebesar Rp. 800.000,- dari premi sebesar
Rp.1.000.000,- yang diberikan oleh bank. Sebagai gantinya, Perusahaan Y akan
menangung 80 % dari jumlah tanggungan yang harus dibayar oleh perusahaan X
apabila prinsip kedua terjadi.
Ilustrasi
retrocessi:
Perusahaan Y mencoba menggandeng perusahaan lain, yaitu perusahaan L yang bertempat di swiss. Sebenarnya tidak perlu di swiss, bisa saja di singapura atau di luar Perusahaan Y dan Perusahaan L membuat kesepakatan seperti pada ilustrasi reasuransi, Perusahaan Y akan membayar kepada perusahaan L sebesar Rp. 600.000,- kepada perusahaan L, namun perusahaan L harus menanggung sejumlah 60% dari jumlah tanggungan yang dimiliki berdasarkan ilustrasi reasuransi tadi, yaitu sekitar Rp.45.000.000,- apabila konsep kedua terjadi.
Pertanyaan
terakhir, apakah perusahaan L di swiss itu bisa untung?.
Jawabannya tentu saja
bisa.
Strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan L adalah membeli saham bank di pasar modal Indonesia. Namun, ada satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan L, yaitu pasar modal di Indonesia hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang ada di Indonesia saja.
Q : Apa yang akan dilakukan perusahaan L agar dapat mensiasati hal tersebut?
A : Buat
perusahaan di Indonesia.
Ilustrasi :
Misalkan perusahaaan L mendirikan tiga
perusahaan di indonesia, yaitu perusahaan A, B ,C untuk bisa masuk ke dalam
pasar modal indonesia. Ketiga perusahaan tersebut membeli saham bank yang bila
ditotal jumlahnya, mencapai 55 % dari total saham yang berada di pasar modal.
Secara otomatis, kepemilikan bank tersebut akan menjadi milik perusahaan L.
Dengan demikian, setiap urusan
perusahaan L yang berhubungan dengan bank tersebut dapat dinegosiasikan. Ini
merupakan bentuk konsep bisnis yang saat ini terjadi sebagai akibat dari globalisasi.
Dipublikasikan oleh Faris Fajar Muhammad [12111707]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar