Minggu, 29 April 2012

PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL


PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

Dalam menganalisa permasalahan budaya lokal yang harus ditingkatkan demi memperkokoh budaya nasional dapat menggunakan rumus SWOT sehingga kita dapat menganalisa dari semua sudut pandang agar dapat mengetahui apa saja kelemahan yangkitamiliki sehingga kita dapat mencari jalan keluarnya, mempertahankan setiap kekuatanbudayalokal yang telah kita miliki, peluang yang ada yang dapat kita manfaatkan dantantangan yang adayang harus kita hadapi sehingga kita dapat mempersiapkan diri akan datangnya kemungkinan tantangan yang menghadang.Berikut uraian dari setiap kekuatan, kelemahan, peluang dantantangan yang adaterhadap budaya lokal yang dapat memperkokoh budaya nasional.

A.         Kekuatan 

 Keberagaman budaya yang ada di Indonesia sudah dikenal luas di seantero Bumi ini danseakan menjadi primadona diantara seluruh kebudayaan yang ada. Kelebihan ini tentunya telahmembuat Indonesia menjadi objek wisata, penelitian maupun tempat untuk belajar dalampengembangan ilmu budaya. Keunikan dari setiap budaya yang ada di Negeri ini memang seakanmenyihir para wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia untuk melihat secara langsung hal-halapa saja yang ada di Negeri ini.Dalam hal ini Indonesia memang memiliki keunggulan di bidang pariwisata, banyak sudah objek-objek pariwisata yang telah dikunjungi oleh para wisatawan local maupunmancanegara sebagai cotoh ; Pantai Kuta dan Tanah Lot di Bali, Danau Toba dan Taman Iman diSumatera Utara, dan yang terheboh akhir-akhir ini adalah Pulau Komodo yang terletak diKepulauanNusa Tenggaradimana pulau ini dikenal sebagai habitat asli pulau Komodo danmerupakan salah satu nominasi The New 7 Wonders.Bila dilihat dari sisi Ekonomi, jelas bahwa hal-hal tersebut diatas memberikan dampak positif yang secara signifikan telah menjadi devisa terbesar untuk Negeri ini (khusus dibidangpariwisata).
 


B.         Kelemahan 

Seluruh dunia tahu betapa Indonesia kaya dengan kebudayaan. Mulai dari bahasa, tari-tarian, sampai lagu. Setiap daerah di Indonesia memilikinya dengan kekhasan masing-masing.Namun, dengan khasanah kebudayaan yang begitu luas Bangsa Indonesia ditantang. Pada eraglobalisasi kini nilai-nilai serta budaya dari luar dapat dengan mudah merasuk ke ranahkehidupan berbangsa Indonesia. Dengan semakin bebasnya kebudayaan asing masuk kekhawatiran akan tergerusnya kebudayaan orisinal Indonesia menjadi hal yang tak terelakkan.Rasa kebersamaan atau yang biasa disebut solidaritas merupakan suatu wujudnasionalisme yang penting dan harus ditumbuhkan saat ini. Rasa kebersamaan dapat memberikansemangat atau spirit yang tangguh bagi masyarakat dan negara untuk terus membangun danmemajukan bangsa termasuk budaya nasional. Hal ini dapat kita cermati seperti pada saatterjadinya klaim budaya-budaya nasional Indonesia oleh negeri jiran Malaysia. Pada saat itusecara spontan masyarakat Indonesia muncul rasa kebersamaan atau solidaritasnya untuk majuuntuk membela hak-hak bangsa Indonesia.Rasa kebersamaan ini semestinya harus dapat dirasakan pada setiap saat dan dimana saja.Sehingga rasa nasionalisme atau cinta tanah air dapat kita wujudkan dan dapat masyarakatnikmati secara merata. Rasa kebersamaan ini tidak hanya muncul saat terjadi bencana-bencanaalam, keamanan negara diganggu oleh negara lain, warga negara kita disiksa oleh warga negaranegara lain, tetapi mestinya muncul pada setiap saat dan tempat. Sehingga masyarakat menjadiaman dan tentram karena pejabat politik memiliki rasa solidaritas yang tinggi untuk membelarakyat agar menjadi maju dan hidup bahagia. Pejabat politik juga memiliki rasa kebersamaandalam menanggulangi kemiskinan, pengangguran dan  kebodohan yang masih banyak dirasakanoleh rakyat Indonesia walaupun kita sudah merdeka selama 64 tahun.Masih banyak diantara kita khususnya para kaum muda yang sama sekali belum tertarik untuk dapat memahami betul akan pentingnya sebuah budaya di dalam berkehidupan dan lebihmemilih untuk menjadi yang terbelakang dalam memajukan kebudayaannya, hal ini tentunyasangat merugikan bagi perkembangan budaya di Indonesia dimana seharusnya kita semua dapatmelestarikan dan mengapresiasi budaya yang kita miliki.


Banyak faktor yang menyebabkan sulitnya melestarikan kebudayaan di Indonesia, antara lainadalah: 
1.Kurangnya sosialisasi
2.Kurangnya penyelengaraan festival budaya local
3.Hampir tidak adanya forum komunikasi untuk membahas tentang perlunyabudaya

Dan pertanyaan terbesarnya adalah bagaimana kita menyikapi hal-hal tersebut dan cara lainapakah yang harus kita perbuat untuk melestarikan kebudayaan di Negeri kita tercinta Indonesia? 


C.         Peluang 

Inisiatif dalam melakukan penetrasi pencitraan bangsa ini kedepannya akan sangatberpengaruh dalam perkembangan kemajuan budaya nasional dimata dunia, dimana hal ini akanmemberikan dampak positif yang akan membuat Indonesia menjadi salah satu pusat cagar budaya dunia.

Menumbuh kembangkan Karya seni dan budaya Indonesia, yang apabila dikelola dandikemas dengan baik akan dapat menjadi salah satu andalan sumber pendapatan bagi negara.Perlu disimak pernyataan yang seringkali dikemukakan oleh Presiden RI yang menekankanbahwa ekonomi gelombang keempat merupakan ekonomi yang berdasarkan kreativitas daninovasi individu. Kreasi dan inovasi oleh individu untuk menciptakan berbagai karya. Indonesiasangat berpotensi mengembangkan ekonomi kreatif karena warisan budaya, tradisi, seni dankenyataan bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia pada dasarnya tidak kalah dengannegara lain di dunia.

 Berkembangya sektor pariwisata yang diikuti oleh majunya pembangunan dan taraf hidupmasyarakat di setiap daerah yang memang memiliki keunggulan dibidang pariwisata, hal tersebutjelas akan menjadi devisa terbesar yang akan membuat stabilnya perekonomian Negara ini, danbukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi surga bagi para pelancong yang memang inginberkunjung kesetiap daerah yang memliki keunggulan dibidang pariwisata. Namun hal ini jugaharus didukung dengan sarana dan prasarana yang jelas, juga promosi yang kuat sehinggabanyak orang yang mengetahui daerah mana saja yang ingin mereka kunjungi.

 
D.       Tantangan
Tentunya kita semua tahu bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan keberagaman budayanya yang unik dan mengesankan, namun di era globalisasi seperti sekarang ini memangsangat sulit untuk dapat melestarikan budaya nasional, dimana hal ini menjadi sebuah permasalahan yang amat pelik untuk dicarikan jalan keluarnya. Banyak orang menganggap bahwa budaya bukanlah sebuah sesuatu yang penting untuk dipelajari. Tentu saja ini telahmenjadi masalah yang amat besar bagi Negara ini.

 Dalam hal ini pemerintah sebagai otoritas tertinggi di Negeri ini perlu, serta berkewajiban untuk melakukan koordinasi, sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan serta monitoring pengembangan kebudayaan di Indonesia.Ada bebarapa hal penting yang harus menjadi perhatian pemerintah (pusat dan daerah),termasuk juga masyarakat secara umum dalam upaya pelestarian budaya nasional pada saat era globalisasi ini antara lain yaitu :

1.    Perlunya evaluasi pada peran dan fungsi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata pada
EraKabinet Indonesia Bersatu I dan II. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata harus lebih berperansebagai lembaga yang bisa menjual´ dan mendatangkan´ keuntungan bagi negara denganmengembangkan dan melestarikannya. Kalaupun budaya nasional tersebut ditata sedemikianrupa, hanyalah dalam rangka untuk memperoleh Income dari negara-negara luar. Bukan income sebagai efek atau manfaat dari upaya pelestarian dan pengembangan budaya nasional itu sendiri.Kata pariwisata menjadi kata yang bermakna dijual´ agar memperoleh income sebanyak-banyaknya bahkan kalau boleh semua unsur budaya nasional harus bisa mendatangkan income bagi negara.Semestinya yang menjadi prioritas negara adalah melakukan upaya-upaya pelestarian danpengembangan budaya-budaya nasional dengan sebaik-baiknya. Sehingga menjadi lestari,menarik dan disenangi orang yang selanjutnya akan menjadi  pemancing´ bagi masyarakat danturis asing untuk melihat dan menikmati keindahaannya, barulah income terjadi.
 
Jangan dibalik bahwa untuk memperoleh income maka pariwisata harus ditata dandikembangkan. Ini berarti niatnya kurang tepat. Yang benar adalah mari kita tata dankembangkan budaya nasional dengan baik, dengan sendirinya income akan datang. Sebagaicontoh di kota-kota besar telah banyak cagar budaya yang tidak dirawat dengan baik denganalasan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak memiliki dana. Akhirnya lokasi-lokasitersebut diubah bahkan diganti dengan bangunan mall atau pusat perbelanjaan. Ini artinyapemerintah tidak memiliki niat yang besar untuk melestarikan budaya nasional.  
Oleh karena itu, penulis lebih setuju bila kebudayaan menjadi satu departemen denganpendidikan, karena dalam Kebudayaan ada unsur pendidikan bahkan dapat menjadi media yangharus dilestarikan oleh generasi muda sebagai penerus bangsa sejak sekolah dasar sampaiperguruan tinggi, bukan malah kebudayaan hanya dikomersilkan´ saja seperti yang terjadi saatini. 

2.      Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus memperhatikan upaya pelastarian
budayanasional. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak boleh hanya memprioritaskan padabidang politik dan ekonomi saja. Tetapi juga pada bidang budaya, karena budaya adalah bagiandari kehidupan masyarakat karakter bangsa yang perlu memperoleh perhatian. Pemerintah harusmenyediakan kecukupan dana untuk pelestarian budaya walaupun  pemerintah punya banyak utang. Bahkan pertanyaannya adalah seberapa besar utang tersebut yang sudah digunakan untuk melestarikan dan mengembangankan budaya nasional.Generasi muda bangsa Indonesia sudah sepatutnya harus mempunyai rasa kebanggaanterhadap budaya nasional. Generasi muda juga dituntut untuk harus ambil bagian gunamelestarikan dan menampilkan budaya nasional pada setiap moment, bukan sebaliknya menjadigenerasi muda yang tidak jelas identitasnya bahkan banyak yang mengikuti budaya-budaya asing supaya dikatakan gaul.





Maka, yang harus kita lakukan agar membantu mengembangkan budaya local antara lain :

·         Ikut berpartisipasi dalam mengembangkan budaya kita sendiri yang lahir sejak dahulu.
·         Berperan serta menjaga dan melindungi kebudayaan yang telah ada sampai saat ini.
·         Tidak terpengaruh oleh budaya lain dari budaya sendiri.
·         Mengapresiaskannya didalam kehidupan sehari – hari agar patut dicontoh olehmasyarakat luas.
·         Mencintai aneka ragam budaya tanah air dengan sungguh – sungguh


Kesimpulan                 
Strength (Kekuatan)
a. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam. 
b. Setiap budaya lokal memiliki keunikan tersendiri.
c. Mendewasakan anak cucu kita kepada kebudayaannya.
d. Banyak wisatawan datang untuk melihat kebudayaan lokal kita.
e. Kebudayaan kita yang beraneka ragam adalah harga mati.

Weakness (Kelemahan)
a.       Masih rendahnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk dalam negeri . 
b.      Lebih mencintai kebudayaan luar daripada kebudayaan sendiri 
c.       Berkurangnya nilai-nilai solidaritas sosial, dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai  kekuatan pemersatu
d.      Kurangnya minat dan kecintaan terhadap budaya dan produk dalam negeri.
e.       Masih ada yang tidak peduli terhadap kebudayaannya sendiri.

Opportunity (Peluang)
a.       Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan menunjang kebudayaan lokal jika adanyaakulturasi  budaya yaitu ciri khas dan identitas kebudayaan semakin berkembang. 
b.      Penghargaan dunia atas warisan budaya lokal mampu mengangkat citra dan martabat bangsa dan Negara.
c.       Banyak yang tertarik dengan kebudayaan kita, dengan masuknya wisatawan asing , maka negaraini akan semakin dikenal.
d.      Kemajuan teknologi membuat kebudayaan lokal mudah untuk dikenal.
e.       Membuat sebuah tempat wisata yang menampung semua kebudayaan Indonesia,sehingga akanmenambah devisa Negara.

Threat (Tantangan)
a.       Masih kurangnya perhatian pemerintah dalam Kebudayaan. 
b.      Sulitnya menjalankan sebuah acara, karena keterbatasan ilmu tentang kebudayaannya.
c.       Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan berdampak negative terhadap budaya lokal.
d.      Sedikit minat dalam pengelolaan kebudayaan.

 Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar